SEORANG gadis remaja berdiri di antara antrean orang-orang yang akan melakukan transaksi di sebuah ATM di salah satu mal di Jl HZ Mustofa, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Keke nama gadis itu, usianya 16 tahun. Antre di depan ATPM adalah cara gadis ABG satu ini dalam menggaet mangsanya. "Yang mengambil uang di sini pasti banyak uangnya," kata Keke yakin. Ia menuturkan, teman-temannya juga melakukan cara itu.
Di Tasikmalaya, gadis ABG semacam Keke, disebut anyanyah. Melihat gaya Keke, sepintas sangat polos.
Namun di balik kepolosannya itu, putri ketiga dari empat bersaudara yang kini yng masih duduk di bangku kelas III salah satu SLTP swasta di Tasikmalaya (Jabar), ternyata menyimpan banyak pengalaman yang tidak kalah bersaing dengan wanita tuna susila (WTS) yang sudah kenyang pengalaman, termasuk pengalamannya berkencan dengan pria dari berbagai kelompok usia.
Kalau melihat latar belakang keluarganya, Keke tidak semestinya terjun ke dunia prostitusi ABG. Karena sang ayah adalah mantan pejabat teras di Tasikmalaya yang kini beralih profesi menjadi pengusaha sukses di Ciamis.
Keke mulai terjun ke dunia prostitusi ABG sejak kelas II SLTP, ia memiliki wajah dan postur tubuh yang tidak kalah menariknya dengan artis-artis ABG yang sering kita lihat di televisi.
Sepintas Keke mirip artis bom seks Sarah Azhari yang terlibat kasus foto porno. Wajar apabila banyak orang yang ingin tahu, apa sebenarnya yang melatarbelakangi gadis cantik sampai terjun ke dunia prostitusi.
Keke menceritakan pengalamannya mulai dari serbaketakutannya menghadapi dunia di luar rumahnya, hingga timbul keberanian melayani pria hidung belang. Bahkan, Keke tidak menyadari bahwa dirinya kini sudah menjadi wanita penghibur papan atas dan menjadi gadis rebutan pria berduit.
Bermula dari kecemburuannya terhadap wanita simpanan bapaknya, umur si wanita tersebut tidak jauh dari umurnya. Keke sempat tergoncang, apalagi setelah mengetahui orang tuanya bercerai, terlebih yang melatarbelakangi perceraian orang tunya itu setelah ibunya mengetahui ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Setelah orang tuanya bercerai, Keke memilih tinggal bersama ayahnya, karena Keke masih membutuhkan biaya sekolah.
Kecemburuan Keke semakin menjadi, setelah ia sering melihat ayahnya berduaan dengan teman kencannya, ditambah pernah memergoki ayahnya sedang bermesraan dengan pacarnya di ruang tamu.
Lalu lama-kelamaan Keke merasakan ada gejolak seks di tubuhnya, ditambah dengan keseringan nonton VCD porno bersama teman-teman sekolah.
Semula Keke menolak saat diminta menceritakan pengalamannya terjun ke dunia prostitusi, "Sudahlah, saya jadi menyesal menuturkan segala pengalaman saya, tapi tidak apalah itu kan pengalaman yang tidak mungkin terlupakan,'' kata Keke dengan nada suara sedikit gugup. Kegugupan Keke sangat kelihatan sekaligus mencerminkan bahwa dirinya belum lama terjun ke dunia prostitusi.
Keke meminta agar tidak ditulis nama lengkapnya. ''Maklum ayah saya sering baca koran dan pengalaman saya ini takut dibaca keluarga saya di rumah,'' kata Keke.
Keke juga berkencan dengan pria asing. Kencan terakhirnya dengan pria setengah baya warga negara Jepang yang baru dikenalnya dua hari di pusat perbelanjaan.
Meski usianya masih muda belia, Keke lebih suka berkencan dengan usia jauh di atasnya. Menurutnya, berkencan dengan pria setengah baya sangat menyenangkan serta tidak banyak menuntut. Berbeda jika berkencan dengan usia muda. Menurutnya, selain rewel juga banyak menuntut yang aneh-aneh.
Keke menuturkan, berkencan dengan pria warga negara asing lebih mendalam. Pria asing jika berkencan seolah dirinya dianggap istrinya sendiri. ''Malah ujung-ujungnya, pria asing tersebut ingin menikahi saya,'' aku Keke seraya tertawa.
Di seputar Jalan HZ Mustofa, Kotif Tasikmalaya, memang tempat nongkrong pada ABG. Mereka biasanya menikmati hidangan kafetaria yang terletak di lantai II gedung pusat perbelanjaan.
Tarif mereka bervariatif mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 500.000 sekali kencan. Tidak hanya itu, mereka juga memasang tarif khusus bila kencan tidak sampai berhubungan badan.
Misal bila hanya ingin memegang payudara, si pria iseng akan dikenakan tarif Rp 15 ribu, paha Rp 10 ribu, berciuman Rp 25 ribu, dan memegang alat vital Rp 50 ribu.
Para pelacur ABG yang di Tasikmalaya dikenal dengan sebutan anyanyah ini tidak hanya nongkrong di pusat perbelanjaan (mall-dept store) melainkan di sejumlah cafe dan hotel.
Misalnya di Hotel Padjadjaran Jalan Ir H Juanda dan Hotel Ramayana Jalan Raya Indihiang. Para pelacur ABG mulai melakukan aksinya sekitar pukul 21.00 WIB. Cara mereka untuk menarik perhatian pria hidung belang sangat beragam.
Ada yang memberikan nomor hand phone-nya ke pegawai hotel, juga ada di antara mereka ada yang langsung menunggu di ruang tamu hotel. Cara demikian sering dilakukan oleh ABG yang sudah memiliki germo resmi. Tarif mereka antara Rp 150 ribu sampai dengan Rp 300 ribu.
"Itu bukan harga mati, apabila si pria bisa merayunya harga untuk berkencan tidak sampai demikian, bisa saja gratis atau hanya membayar kamar hotel. Jadi gimana kitanya,'' ujar salah seorang karyawan hotel di Tasikmalaya.
Cara lain yang lebih unik yang banyak dilakukan oleh para pelacur ABG yakni dengan berpura-pura belanja atau sekadar mengambil uang di ATM yang terletak di dalam mal, cara unik ini tidak bisa dilakukan oleh pelacur ABG sembarangan, karena dengan cara tersebut hanya pelacur ABG berparas cantik dan berpenampilan glamour yang bisa melakukannya. Dengan cara demikian, pria yang berhasil mereka pancing kebanyakan orang menengah ke atas.
Sejak merebaknya sejumlah mal dan departement store di Tasikmalaya, para pelacur ABG semakin merajalela. Kebanyakan para ABG masih berstatus pelajar (SLTP dan SMU) serta mahasiswi.